بسم الله الرحمن الرحيم
SURAT AQAD SYARIKAT MUDHARABAH
PENYEDIAAN HEWAN QURBAN 1431 H
BERUPA KAMBING
Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang
yang melakukan syirkah, selama salah seorang di antara mereka
tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya.
Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka
Aku akan keluar dari mereka (tidak melindungi).”
(HR. Imam Daruquthni dari Abu Hurairah ra.)
Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang
yang melakukan syirkah, selama salah seorang di antara mereka
tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya.
Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka
Aku akan keluar dari mereka (tidak melindungi).”
(HR. Imam Daruquthni dari Abu Hurairah ra.)
FATIHAH
Dengan menyebut asma
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini, Senin tanggal 11
bulan Oktober tahun 2010, di Ponorogo, yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Farida Marpaung
Nomor KTP :
Pendidikan/pekerjaan : Dosen
Alamat :
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama
Nama : Sulaiman Dalimunthe
Nomor KTP :
Pendidikan/pekerjaan : Mahasiswa
Program Pasca Sarjana
Alamat : Ds. Gontor, kec. Mlarak Pondok Modern Darussalam Gontor 03/01 Ponorogo
63472
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua
Secara bersama-sama
kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian bersyarikat (aqad
syarikat) dengan jenis syarikat mudharabah dalam suatu usaha Ternak kambing untuk stok Iedul Adha 1431 H. Dengan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak Pertama, selaku pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan
sejumlah uang/diuangkan tertentu kepada Pihak Kedua untuk dipergunakan sebagai
modal usaha dalam suatu usaha Penyediaan Hewan Qurban Berupa
Kambing Untuk Iedul Adha 1431 H di kota Ponorogo dan sekitarnya.
2. Pihak Kedua, selaku pengelola modal (mudharib) dari Pihak
Pertama, mengelola suatu usaha tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1
ayat 1.
3. Pihak Kedua menerima sejumlah modal dalam bentuk uang/diuangkan tunai
dari Pihak Pertama, yang diserahkan pada saat aqad ini disepakati dan ditandatangani.
4. Kedua Pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase
keuntungan yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur
dalam Pasal 4 dan Pasal 5.
5. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal/tenaga,
besar maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2 dan 3.
Pasal 2
Modal Usaha
1. Besar uang/diuangkan modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 ayat
1 adalah sebesar Rp 7.000.000,00 (terbilang tujuh juta rupiah).
2. Modal Pihak Pertama tersebut diserahkan pada saat aqad ini
ditandatangani.
Pasal 3
Pengelola Usaha
1. Dalam mengelola usahanya, pengelola bisa dibantu oleh seorang sejumlah
staf yang kesemuanya berstatus sebagai karyawan (ajiir).
Pasal 4
Keuntungan
1. Keuntungan hasil usaha adalah keuntungan bersih, berupa keuntungan yang
diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi biaya operasional (Rp. 400,00 /ekor/hari dan pajak usaha (bila
dipungut).
2. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan
tidak menderita kerugian usaha.
3. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil musyawarah kedua Pihak
berdasarkan besar kecilnya hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pembagian
keuntungan hasil usaha yang disepakati kedua pihak adalah: Pihak Pertama
sebagai shahibul maal mendapat 50 % dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha,
sedangkan Pihak Kedua memperoleh 40 % dari seluruh keuntungan bersih hasil
usaha.
4. Sisa 10 % dari jumlah seluruh keuntungan bersih hasil usaha oleh pihak kedua
diberikan kepada pihak ketiga sebagai infaq fi sabilillah.
Pasal 5
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai
negatif atau besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu
kegiatan usaha.
2. Apabila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, maka kedua Pihak tidak
mendapatkan apa-apa dari kegiatan usaha.
3. Kerugian usaha pada
hakikatnya ditanggung kedua Pihak. Sesuai dengan hukum Islam tentang Syirkah
mudharabah.
4. Apabila kerugian usaha
disebabkan oleh kesengajaan Pihak Kedua melakukan penyimpangan, maka seluruh
kerugian usaha ditanggung oleh pihak kedua.
Pasal 6
Penghitungan
Untung-Rugi
1. Penghitungan untung rugi dilakukan 3 hari setelah laporan terinci dibuat
oleh pihak Kedua.
2. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 3 (bila memperoleh
keuntungan) dilaksanakan selambat-lambatnya 2 hari setelah penghitungan untung-rugi.
Pasal 7
Jangka Waktu Syarikat
1. Jangka waktu syarikat yang tersebut pada pasal 1 adalah terhitung dari tanggal 7 oktober 2010 sampai dengan tanggal 22 nopember
2010.
2. Penyerahan kembali seluruh modal usaha (milik Pihak Pertama) dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama serta
pembagian hasil usaha dilakukan pada saat
berakhirnya syarikat dan/atau setelah disetujui oleh kedua pihak.
3. Akad syarikat dapat di perpanjang sesuai
kesepakatan bersama kedua pihak.
Pasal 8
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu bersyarikat, Pihak Pertama:
a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebiijakan usaha yang sedang
dijalankan Pihak Kedua.
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada Pihak Kedua
menjalankan usul, saran ataupun keinginannya dalam menjalankan usaha ini.
c. Berkewajiban untuk tidak melakukan kegiatan teknis di tempat usaha tanpa
seizin dan sepengetahuan Pihak Kedua
d. Berkewajiban untuk tidak mengambil atau menambah sejumlah modal usaha,
kecuali dalam keadaan istimewa (menyelamatkan usaha dan atau memanfaatkan
situasi) dan merupakan kesepakatan kedua Pihak.
e. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha kepada Pihak Kedua
sehubungan dengan pembatalan aqad syarikat yang disebabkan oleh pelanggaran
Pihak Pertama terhadap isi aqad syarikat.
f. Berhak melakukan
kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai Pihak Kedua.
g. Berhak mengajukan
usul dan saran kepada Pihak Kedua untuk memperbaiki dan/atau menyempurnakan
kegiatan usaha yang sedang berjalan.
h. Berhak membatalkan
perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian atau seluruh modal usaha dari
Pihak Kedua setelah terbukti Pihak Kedua melakukan penyelewengan dan/atau
mengkhianati isi aqad syarikat.
2. Selama jangka waktu bersyarikat, Pihak Kedua:
a. Berkewajiban mengelola modal usaha yang telah diterima dari Pihak
Pertama untuk suatu kegiatan usaha yang telah ditetapkan, selambat-lambatnya 1 minggu setelah aqad syarikat ini disepakati dan ditandatangani.
b. Berkewajiban membuat laporan rinci seluruh kegiatan usaha
selambat-lambatnya 5 hari setelah tutup buku
akhir usaha.
c. Berkewajiban
melaporkan kejadian-kejadian istimewa (musibah/force majure) yang terjadi di
tengah-tengah kegiatan usaha berlangsung kepada Pihak Pertama
selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
d. Berhak menggunakan
modal usaha dalam kegiatan usaha yang telah disepakati oleh kedua Pihak.
e. Berhak mengelola dan
menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha.
f. Berhak melaksanakan
atau tidak melaksanakan usul, saran ataupu keinginan Pihak Pertama.
g. Berhak membatalkan
perjanjian dan atau mengembalikan modal usaha kepada Pihak Pertama setelah
terbukti bahwa Pihak Pertama melakukan penyelewengan dan/atau mengkhianati isi
aqad ini.
Pasal 9
Pencatatan Akuntansi
1. Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat pencatatan Akuntansi sebagai
dasar perhitungan Bagi Hasil.
2. Pihak Pertama memaklumi apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan
akuntansi yang dilakukan Pihak Kedua secara tidak sengaja.
Pasal 10
Penambahan Sejumlah
Modal Usaha
1. Besar modal usaha dalam syarikat ini sebagaimana tersebut dalam pasal 1
dapat diperbesar atas kesepakatan kedua pihak.
2. Segala sesuatu yang menyangkut penambahan sejumlah modal usaha dalam
syarikat akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.
Pasal 11
Pengurangan Sejumlah
Modal Usaha
1. Pihak Pertama tidak berhak mengambil atau mengurangi sejumlah modal
usaha pada saat kegiatan usaha sedang berlangsung.
2. Kedua Pihak dapat bersepakat mengurangi sejumlah modal usaha pada saat
kegiatan usaha sedang berjalan, apabila hal ini diperlukan.
3. Segala sesuatu yang menyangkut pengurangan sejumlah modal usaha dalam
syarikat ini akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.
Pasal 12
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan aqad
syarikat ini, maka kedua pihak bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan
dituangkan dalam suatu berita acara.
Pasal 13
Lain-lain
1. Surat aqad ini mengikat secara hukum kepada kedua Pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum
diatur dalam surat aqad ini akan dimusyawarahkan kedua Pihak yang akan
dituangkan dalam bentuk addendum.
3. Surat aqad ini dibuat rangkap 2 dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua
Pihak pada hari dan tanggal di muka.
Khatimah
Dan janganlah sebagian
kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu dengan cara yang bathil dan
janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim
supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain,
dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.
(QS. Al Baqarah: 188)
sebagian yang lain di antara kamu dengan cara yang bathil dan
janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim
supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain,
dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.
(QS. Al Baqarah: 188)
Pihak Pertama, Pihak Kedua,
Farida Marpaung Sulaiman Dalimunthe
Saksi
Irwan Malik Marpaung Ahsan Sidqi