Selasa, 14 Mei 2013

Contoh Surat Syarikah Mudharabah


بسم الله الرحمن الرحيم
SURAT AQAD SYARIKAT MUDHARABAH
PENYEDIAAN HEWAN QURBAN 1431 H BERUPA KAMBING


Allah SWT berfirman (dalam hadits Qudsi):
“Aku adalah pihak ketiga (Yang Maha Melindungi) bagi dua orang
yang melakukan syirkah, selama salah seorang di antara mereka
tidak berkhianat kepada kawan syarikatnya.
Apabila diantara mereka ada yang berkhianat, maka
Aku akan keluar dari mereka (tidak melindungi).”
(HR. Imam Daruquthni dari Abu Hurairah ra.)

FATIHAH
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, pada hari ini, Senin tanggal 11 bulan Oktober tahun 2010, di Ponorogo, yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama                                : Farida Marpaung     
Nomor KTP                     :
Pendidikan/pekerjaan       : Dosen
Alamat                             :
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama

Nama
                                :  Sulaiman Dalimunthe         
Nomor KTP                     :  
Pendidikan/pekerjaan       :  Mahasiswa Program Pasca Sarjana
Alamat                             : Ds. Gontor, kec. Mlarak Pondok Modern            Darussalam Gontor 03/01 Ponorogo 63472
Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua

Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian bersyarikat (aqad syarikat) dengan jenis syarikat mudharabah dalam suatu usaha Ternak kambing untuk stok Iedul Adha 1431 H. Dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut:

Pasal 1
Ketentuan Umum
1. Pihak Pertama, selaku pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan sejumlah uang/diuangkan tertentu kepada Pihak Kedua untuk dipergunakan sebagai modal usaha dalam suatu usaha Penyediaan Hewan Qurban Berupa Kambing Untuk Iedul Adha 1431 H di kota Ponorogo dan sekitarnya.
2. Pihak Kedua, selaku pengelola modal (mudharib) dari Pihak Pertama, mengelola suatu usaha tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat 1.
3. Pihak Kedua menerima sejumlah modal dalam bentuk uang/diuangkan tunai dari Pihak Pertama, yang diserahkan pada saat aqad ini disepakati dan ditandatangani.
4. Kedua Pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan Pasal 5.
5. Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal/tenaga, besar maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2 dan 3.


Pasal 2
Modal Usaha
1. Besar uang/diuangkan modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 ayat 1 adalah sebesar Rp 7.000.000,00 (terbilang tujuh juta rupiah).
2. Modal Pihak Pertama tersebut diserahkan pada saat aqad ini ditandatangani.

Pasal 3
Pengelola Usaha
1. Dalam mengelola usahanya, pengelola bisa dibantu oleh seorang sejumlah staf yang kesemuanya berstatus sebagai karyawan (ajiir).

Pasal 4
Keuntungan
1. Keuntungan hasil usaha adalah keuntungan bersih, berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha dikurangi biaya operasional (Rp. 400,00 /ekor/hari dan pajak usaha (bila dipungut).
2. Impas adalah kegiatan usaha yang tidak memperoleh keuntungan usaha dan tidak menderita kerugian usaha.
3. Keuntungan hasil usaha dibagi menurut hasil musyawarah kedua Pihak berdasarkan besar kecilnya hak dan kewajiban masing-masing pihak. Pembagian keuntungan hasil usaha yang disepakati kedua pihak adalah: Pihak Pertama sebagai shahibul maal mendapat 50 % dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha, sedangkan Pihak Kedua memperoleh 40 % dari seluruh keuntungan bersih hasil usaha.
4. Sisa 10 % dari jumlah seluruh keuntungan bersih hasil usaha oleh pihak kedua diberikan kepada pihak ketiga sebagai infaq fi sabilillah.

Pasal 5
Kerugian
1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif atau besar modal usaha menjadi berkurang atau musnah dalam suatu kegiatan usaha.
2. Apabila terjadi impas pada akhir kegiatan usaha, maka kedua Pihak tidak mendapatkan apa-apa dari kegiatan usaha.
3. Kerugian usaha pada hakikatnya ditanggung kedua Pihak. Sesuai dengan hukum Islam tentang Syirkah mudharabah.
4. Apabila kerugian usaha disebabkan oleh kesengajaan Pihak Kedua melakukan penyimpangan, maka seluruh kerugian usaha ditanggung oleh pihak kedua.

Pasal 6
Penghitungan Untung-Rugi
1. Penghitungan untung rugi dilakukan 3 hari setelah laporan terinci dibuat oleh pihak Kedua.
2. Penyerahan hasil keuntungan sebagaimana pasal 4 ayat 3 (bila memperoleh keuntungan) dilaksanakan selambat-lambatnya 2 hari setelah penghitungan untung-rugi.

Pasal 7
Jangka Waktu Syarikat
1. Jangka waktu syarikat yang tersebut pada pasal 1 adalah terhitung dari tanggal 7 oktober 2010 sampai dengan tanggal 22 nopember 2010.
2. Penyerahan kembali seluruh modal usaha (milik Pihak Pertama) dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama serta pembagian hasil usaha dilakukan pada saat berakhirnya syarikat dan/atau setelah disetujui oleh kedua pihak.
3. Akad syarikat dapat di perpanjang sesuai kesepakatan bersama kedua pihak.

Pasal 8
Hak dan Kewajiban
1. Selama jangka waktu bersyarikat, Pihak Pertama:
a. Berkewajiban untuk tidak mencampuri kebiijakan usaha yang sedang dijalankan Pihak Kedua.
b. Berkewajiban untuk tidak melakukan pemaksaan kepada Pihak Kedua menjalankan usul, saran ataupun keinginannya dalam menjalankan usaha ini.
c. Berkewajiban untuk tidak melakukan kegiatan teknis di tempat usaha tanpa seizin dan sepengetahuan Pihak Kedua
d. Berkewajiban untuk tidak mengambil atau menambah sejumlah modal usaha, kecuali dalam keadaan istimewa (menyelamatkan usaha dan atau memanfaatkan situasi) dan merupakan kesepakatan kedua Pihak.
e. Berkewajiban membayar kerugian pengelolaan usaha kepada Pihak Kedua sehubungan dengan pembatalan aqad syarikat yang disebabkan oleh pelanggaran Pihak Pertama terhadap isi aqad syarikat.
f. Berhak melakukan kontrol atau meninjau tempat kegiatan usaha dengan disertai Pihak Kedua.
g. Berhak mengajukan usul dan saran kepada Pihak Kedua untuk memperbaiki dan/atau menyempurnakan kegiatan usaha yang sedang berjalan.
h. Berhak membatalkan perjanjian dan/atau mengambil kembali sebagian atau seluruh modal usaha dari Pihak Kedua setelah terbukti Pihak Kedua melakukan penyelewengan dan/atau mengkhianati isi aqad syarikat.

2. Selama jangka waktu bersyarikat, Pihak Kedua:
a. Berkewajiban mengelola modal usaha yang telah diterima dari Pihak Pertama untuk suatu kegiatan usaha yang telah ditetapkan, selambat-lambatnya 1 minggu setelah aqad syarikat ini disepakati dan ditandatangani.
b. Berkewajiban membuat laporan rinci seluruh kegiatan usaha selambat-lambatnya 5 hari setelah tutup buku akhir usaha.
c. Berkewajiban melaporkan kejadian-kejadian istimewa (musibah/force majure) yang terjadi di tengah-tengah kegiatan usaha berlangsung kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 2 hari setelah kejadian.
d. Berhak menggunakan modal usaha dalam kegiatan usaha yang telah disepakati oleh kedua Pihak.
e. Berhak mengelola dan menentukan kebijakan-kebijakan dalam kegiatan usaha.
f. Berhak melaksanakan atau tidak melaksanakan usul, saran ataupu keinginan Pihak Pertama.
g. Berhak membatalkan perjanjian dan atau mengembalikan modal usaha kepada Pihak Pertama setelah terbukti bahwa Pihak Pertama melakukan penyelewengan dan/atau mengkhianati isi aqad ini.

Pasal 9
Pencatatan Akuntansi
1. Pihak Kedua berkewajiban untuk membuat pencatatan Akuntansi sebagai dasar perhitungan Bagi Hasil.
2. Pihak Pertama memaklumi apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan akuntansi yang dilakukan Pihak Kedua secara tidak sengaja.

Pasal 10
Penambahan Sejumlah Modal Usaha
1. Besar modal usaha dalam syarikat ini sebagaimana tersebut dalam pasal 1 dapat diperbesar atas kesepakatan kedua pihak.
2. Segala sesuatu yang menyangkut penambahan sejumlah modal usaha dalam syarikat akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.

Pasal 11
Pengurangan Sejumlah Modal Usaha
1. Pihak Pertama tidak berhak mengambil atau mengurangi sejumlah modal usaha pada saat kegiatan usaha sedang berlangsung.
2. Kedua Pihak dapat bersepakat mengurangi sejumlah modal usaha pada saat kegiatan usaha sedang berjalan, apabila hal ini diperlukan.
3. Segala sesuatu yang menyangkut pengurangan sejumlah modal usaha dalam syarikat ini akan diatur lebih lanjut dalam perjanjian tersendiri.

Pasal 12
Perselisihan
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua pihak sehubungan dengan aqad syarikat ini, maka kedua pihak bersepakat menyelesaikannya secara musyawarah.
2. Segala sesuatu yang merupakan hasil penyelesaian perselisihan akan dituangkan dalam suatu berita acara.

Pasal 13
Lain-lain
1. Surat aqad ini mengikat secara hukum kepada kedua Pihak.
2. Hal-hal lain yang mungkin kelak akan muncul di kemudian hari dan belum diatur dalam surat aqad ini akan dimusyawarahkan kedua Pihak yang akan dituangkan dalam bentuk addendum.
3. Surat aqad ini dibuat rangkap 2 dan seluruhnya ditandatangani oleh kedua Pihak pada hari dan tanggal di muka.

Khatimah
Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
sebagian yang lain di antara kamu dengan cara yang bathil dan
janganlah kamu membawa urusan harta itu kepada hakim
supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain,
dengan jalan berbuat dosa, padahal kamu mengetahui.
(QS. Al Baqarah: 188)







Pihak Pertama, Pihak Kedua,






Farida Marpaung                Sulaiman Dalimunthe


Saksi





Irwan Malik Marpaung                   Ahsan Sidqi

Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Terbesar dari Konya-Persia

          Dua orang bertengkar sengit di suatu jalan di Konya. Mereka saling memaki, “O, laknat, jika kau mengucapkan sepatah makian terh...