Ulum al tafsir berbeda dengan hermeneutika.
Dasar yang sangat fundamental dari perbedaan-perbedaan itu terletak pada konsepsi
mengenai sifat dan otoritas teks serta keautentikan dan kepermanenan bahasa
maupun pengertian kitab suci tersebut.[1] Umat Islam dengan Ulum
al tafsir secara universal mengakui al-Quran sebagai kata-kata Tuhan yang
diwahyukan secara verbatim kepada Nabi, banyak yang menghafal dan
menuliskan ayat-ayatnya semasa hidup Nabi.[2] Keterpeliharaan al-Quran sebagai
kalam Ilahi tidak terbantahkan, karena jelas kesahihan transmisinya dari zaman
ke zaman.[3] Tidak mengalami pergantian
atau peralihan bahasa, dan tidak terjadi perubahan redaksi (textual
corruption and scribal errors).[4] Sebaliknya, dengan ilmu hermeneutika
orang-orang Yunani, seperti orang-orang Hindu tidak pernah mempercayai nabi dan
wahyu. Pandangan keagamaan, tradisi, dan adat istiadat orang Yunani kebanyakan
didasarkan pada mitologi dan spekulasi para filosof mereka yang beragam.[5] Sedangkan Yahudi maupun
Kristen, keduanya memiliki kitab yang sejarahnya sangat problematik,[6] telah mengalami pergantian
dan peralihan bahasa (dari Hebrew dan Syriac ke Greek, lalu Latin), yang tidak terjamin
luput dari kesalahan redaksi.[7] Dengan fakta perbedaan
yang sangat mendasar ini, adalah tidak tepat jika menyamakan ulum al tafsir
dengan hermeneutika. Al-Quran tidak mengalami adanya campur tangan
manusia dari zaman ke zaman sedangkan campur tangan manusia dalam Perjanjian
Lama (Torah) dan Perjanjian Baru (Gospels) ternyata didapati jauh lebih banyak
ketimbang apa yang sebenarnya diwahyukan Allah kepada Nabi Musa dan Isa a.s.[8]
[1] Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik
Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas, Mizan, Bandung, hal. 364.
[2]
Al-Thabari, Jami` al-Bayan, hal.
17-21.
[3]
Lihat penjelasannya dalam buku Prof.
Muhammad Mustafa Azami, Sejarah Teks al-Quran Dari Wahyu Sampai Kompilasi,
Jakarta, Gema Insani Press, 2005.
[4] Syamsuddin Arif, Orientalis &
Diabolisme Pemikiran, Gema Insani, Jakarta, 2008, hal. 182.
[5] Wan Mohd
Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib
al-Attas, hal. 365
[6] Lihat Profesor Emanuel Tov, The Auchor
Bible Dictionary, ed. David Noel Freedman, New York, Doubleday, 1992, hal.
394.
[7]
J. Alberto Soggin, sebagaimana dikutip oleh Wan Mohd Nor Wan Daud, Filsafat dan Praktik
Pendidikan Islam Syed M. Naquib al-Attas, hal. 366
[8] A. Steward, “Bible”, A Dictionary of
Bible, 5 jil., edisi 1910, ed. J. Hasting, hal 1:287