Kamis, 16 Mei 2013

Peranan Universitas Islam dalam Membangun Tradisi Keilmuan


Allah swt. memerintahkan kaum Muslimin untuk selalu menuntut ilmu, demikian pula dengan Rasulullah saw. yang menganjurkan para pengikutnya untuk menuntut ilmu walau sampai ke negeri Cina. Hal inilah yang melandasi Institut Studi Islam Darussalam pada khususnya, dan dunia Islam pada umumnya untuk memberikan perhatian yang besar pada bidang keilmuan dan pengajaran. Namun demikian, sejak permulaan abad kesembilan belas, universitas-universitas di dunia Islam mulai mengalihkan perhatian mereka ke Barat dan berusaha mentransfer ilmu pengetahuan modern dari mereka. Kita, dalam masa yang cukup lama, seakan menjadi tamu di perjamuan pendidikan dan riset Barat. Bahkan sampai saat ini Barat masih membuktikan diri sebagai yang terbaik dalam bidang ini.
Pada akhir-akhir ini, universitas-universitas yang didirikan di Timur telah mencapai kemajuan yang cukup pesat sehingga dapat memajukan negaranya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Lembaga-lembaga pendidikan dan Universitas-universitas Islam dalam sejarahnya memiliki peran sentral dalam membangun peradaban dan berdialog dengan peradaban lain. Dari aktifitas sederhana memahami (tafaqquh) wahyu al-Qur’an di lembaga al-Suffah di Madinah Islam berkembang menjadi peradaban besar yang memberi rahmat bagi peradaban dunia. Tidak berlebihan jika George F Kneller menyatakan bahwa “Bala tentara Islam…tidak berbekalkan apa-apa secara kultural selain dari Kitab Suci dan Sunnah Nabi. Tapi karena inner-dynamic-nya, maka ajaran Islam itu telah menjadi landasan pandangan hidup yang dinamis yang kelak…memberi manfaat untuk seluruh umat manusia.” George F Kneller, Science as a Human Endeavor, New York: Columbia University Press, 1978, hal. 3-4).
Dibalik pernyataan itu sejatinya terdapat fakta-fakta sejarah bahwa peradaban Islam  berkembang diiringi oleh aktifitas keilmuan. Masjid-masjid di zaman dinasti Umayyah, Madrasah Nizamiyah di Baghdad, Zaitunah di Tunis, Qarawiyun di Maroko, al-Azhar di Mesir merupakan contoh yang hidup yang diantaranya masih terus memberi kontribusi terhadap pembangunan peradaban. Meski peran yang dimainkan lembaga-lembaga pendidikan dan unviersitas Islam tersebut berbeda antara satu dengan lainnya, namun semua berorientasi sama yaitu membangun peradaban Islam dan menjadi rahmat bagi alam semesta. 
Kini universitas dan lembaga pendidikan Islam menghadapi tantangan internal dan eksternal yang tidak ringan. Secara internal, universitas dan lembaga pendidikan Islam menghadapi problem penurunan kualitas keilmuan dan kekurangan innovasi sains dan teknologi, inefisiensi manajemen dan kelembagaan, kelemahan mekanisme penyebaran ilmu pengetahuan yang kesemuanya mengakibatkan lemahnya peran alumninya dalam mengembangkan potensi umat Islam. Secara eksternal universitas dan lembaga pendidikan Islam menghadapi tantangan dan tuntutan yang diakibatkan oleh arus globalisasi yang membawa serta paham-paham yang justru melemahkan atau bahkan menghilangkan identitas, visi dan misi universitas dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Paham-paham seperti materialism, sekularisme, liberalism, dekonstruksionisme, relativisme dan lain sebagainya mulai memasuki wacana studi Islam.
Untuk menghadapi tantangan internal dan eksternal, kerjasama di antara lembaga pendidikan dan universitas Islam dalam berbagai bidang studi harus dikembangkan dan diperkuat. Serta reorientasi dan revitalisasi Universtias Islam dengan penekanan khusus pada peningkatan kerjasama demi membangun tradisi keilmuan dalam Islam dikalangan universitas Islam sangat diperlukan.

Jalaluddin Rumi, Penyair Sufi Terbesar dari Konya-Persia

          Dua orang bertengkar sengit di suatu jalan di Konya. Mereka saling memaki, “O, laknat, jika kau mengucapkan sepatah makian terh...