Periode pertama dalam kehidupan anak (usia enam tahun pertama) merupakan
periode yang amat kritis dan paling penting. Periode ini mempunyai pengaruh
yang sangat mendalam dalam pembentukan pribadinya. Apapun yang terekam dalam
benak anak pada periede ini, nanti akan tampak pengaruh-pengaruhnya dengannyata
pada kepribadiannya ketika menjadi dewasa.[1]
Karena itu, para pendidik perlu memberikan banyak perhatian pada pendidikan
anak dalam periode ini.
Aspek-aspek yang wajib diperhatikan oleh kedua orangtua dapat kami
ringkaskan sebagai berikut:
1. Memberikan kasih sayang yang diperlukan anak dari pihak kedua
orangtua, terutama ibu. Ini perlu sekali, agar anak belajar mencintai orang
lain. Jika anak tidak merasakan cintakasih ini,maka akan tumbuh mencintai
dirinya sendiri saja dan membenci orang disekitamya. "Seorang ibu yang
muslimah harus menyadari bahwa tidak ada suatu apapun yang mesti menghalanginya
untuk memberikan kepada anak kebutuhan alaminya berupa kasih sayang dan
perlindungan. Dia akan merusak seluruh eksistensi anak, jika tidak memberikan
haknya dalam perasaan-perasaan ini, yang dikaruniakan Allah dengan rahmat dan
hikmah-Nya dalam diri ibu, yang memancar dengan sendirinya untuk memenuhi
kebutuhan anak."[2] Maka
sang ibu hendaklah senantiasa memperhatikan hal ini dan tidak sibuk dengan
kegiatan karir di luar rumah, perselisihan dengan suami atau kesibukan lainnya.
2. Membiasakan anak berdisiplin mulai dari bulan-bulan pertama dari awal
kehidupannya. Kami kira, ini bukan sesuatu yang tidak mungkin. Telah terbukti
bahwa membiasakan anak untuk menyusu dan buang hajat pada waktu-waktu tertentu
dan tetap, sesuatu yang mungkin meskipun melalui usaha yang berulang kali
sehingga motorik tubuh akan terbiasa dan terlatih dengan hal ini. Kedisiplinan
akan tumbuh dan bertambah sesuai dengan pertumbuhan anak, sehingga mampu untuk
mengontrol tuntutan dan kebutuhannya pada masa mendatang.
3. Hendaklah kedua orangtua menjadi teladan yang baik bagi anak dari
permulaan kehidupannya. Yaitu dengan menetapi manhaj Islam dalam perilaku
mereka secara umum dan dalam pergaulannya dengan anak secara khusus. Jangan
mengira karena anak masih kecil dan tidak mengerti apa yang tejadi di
sekitarnya, sehingga kedua orangtua melakukan tindakan-tindakan yang salah di
hadapannya. Ini mempunyai pengaruh yang besar sekali pada pribadi anak.
"Karena kemampuan anak untuk menangkap, dengan sadar atau tidak, adalah
besar sekali. Terkadang melebihi apa yang kita duga. Sementara kita melihatnya
sebagai makhluk kecil yang tidak tahu dan tidak mengerti. Memang, sekalipun ia
tidak mengetahui apa yang dilihatnya, itu semua berpengaruh baginya. Sebab, di
sana ada dua alat yang sangat peka sekali dalam diri anak yaitu alat penangkap
dan alat peniru, meski kesadarannya mungkin terlambat sedikit atau banyak. Akan
tetapi hal ini tidak dapat merubah sesuatu sedikitpun. Anak akan menangkap
secara tidak sadar, atau tanpa kesadaran puma, dan akan meniru secara tidak
sadar, atau tanpa kesadaran purna, segala yang dilihat atau didengar di
sekitamya." (Ibid.)
4. Anak dibiasakan dengan etiket umum yang mesti dilakukan dalam
pergaulannya. Antara lain:[3]
·
Dibiasakan
mengambil, memberi, makan dan minum dengan tangan kanan. Jika makan dengan
tangan kiri, diperingatkan dan dipindahkan makanannya ke tangan kanannya secara
halus.
·
Dibiasakan
mendahulukan bagian kanan dalam berpakaian. Ketika mengenakan kain, baju, atau
lainnya memulai dari kanan; dan ketika melepas pakaiannya memulai dari kiri.
·
Dilarang
tidur tertelungkup dan dibiasakan ·tidur dengan miring ke kanan.
·
Dihindarkan
tidak memakai pakaian atau celana yang pendek, agar anak tumbuh dengan
kesadaran menutup aurat dan malu membukanya.
·
Dicegah
menghisap jari dan menggigit kukunya.
·
Dibiasakan
sederhana dalam makan dan minum, dan dijauhkan dari sikap rakus.
·
Dilarang
bermain dengan hidungnya.
·
Dibiasakan
membaca Bismillah ketika hendak makan.
·
Dibiasakan
untuk mengambil makanan yang terdekat dan tidak memulai makan sebelum orang
lain.
·
Tidak
memandang dengan tajam kepada makanan maupun kepada orang yang makan.
·
Dibiasakan
tidak makan dengan tergesa-gesa dan supaya mengunyah makanan dengan baik.
·
Dibiasakan
memakan makanan yang ada dan tidak mengingini yang tidak ada.
·
Dibiasakan
kebersihan mulut dengan menggunakan siwak atau sikat gigi setelah makan,
sebelum tidur, dan sehabis bangun tidur.
·
Dididik
untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi,
dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang
masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati
sesuatu makanan atau permainan.
·
Dibiasakan
mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
·
Dibiasakan
membaca "AZhamdulillah" jika bersin, dan mengatakan
"Yarhamukallah" kepada orang yang bersin jika membaca
"Alhamdulillah".
·
Supaya
menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.
·
Dibiasakan
berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit.
·
Tidak
memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan
kata-kata: Ummi (Ibu), dan Abi (Bapak).
·
Ketika
berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya,
dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
·
Dibiasakan
bejalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.
·
Tidak
membuang sampah dijalanan, bahkan menjauhkan kotoran darinya.
·
Mengucapkan
salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan
"Assalamu 'Alaikum" serta membalas salam orang yang mengucapkannya.
·
Diajari
kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.
·
Dibiasakan
menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh
sesuatu yang diperbolehkan.
·
Bila
membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika
memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini
lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
·
Hendaknya
kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan
menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi
berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.
·
Tidak
dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan
yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada
periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
·
Ditanamkan
kepada anak agar senang pada alat permainan yang dibolehkan seperti bola,
mobil-mobilan, miniatur pesawat terbang, dan lain-lainnya. Dan ditanamkan kepadanya
agar membenci alat permainan yang mempunyai bentuk terlarang seperti manusia
dan hewan.
Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil
permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan
saudaranya sendiri.
[1] Aisyah Abdurrahman Al
Jalal, Al Muatstsirat as Salbiyah
[2] Muhammad Quthub, Manhaiut
Tarbiyah Al Islamiyah, juz 2.
[3] Silahkan lihat Ahmad
Iuuddin Al Bayanuni, MinhajAt TarbiyahAsh Shalihah